Senin, 31 Oktober 2016

Cerita Pungli Kalau batu bata dibakar setor batu bata juga

Cerita Pungli
Kalau batu bata dibakar setor batu bata juga .
Ini cerita doeloe, di daerah pengrajin batu bata. Hampir setiap keluarga menjadi pengrajin batu bata. Mereka sudah terbiasa membakar batu bata bahkan di musim hujan. Ketika batu bata sudah siap di bakar pasti sudah ada datanya, anehnya sudah tahu duluan orang yang mau memungut batu bata yang sudah dibakar. Mulanya meminta untuk menyumbang pembangunan, tetapi kemudian bata yang diminta ditukar dengan uang.

Cerita Pungli Maraknya halaman kantor milik negara dijadikan ladang penghasilan jadi area parkir komersial

Cerita Pungli
Maraknya halaman kantor milik negara dijadikan ladang penghasilan jadi area parkir komersial .
Inilah bukti bejatnya para pejabat. Mata duitan gak pandang gengsi. Dari yang milyaran sampai seribu rupiah diembat. Ternyata petugas satpam yang menjaga parkir itu digaji bulanan. Tugasnya menjaga keamanan di lingkungan kantor itu termasuk tamu/masyarakat. Tapi dasar pikiran bejat, dibiarkannya petugas menarik biaya parkir pada tamu antara dua sampai lima ribu bagi roda empat. Ternyata disambut oleh petugas parkir sebagai upah tambahan, ia berani karena ada yang melindungi karena separuh dari parkir itu harus masuk ke kantor, katanya lumayan untuk sarapan pagi. Ternyata hitungannya cukup lumayan. (Rg Bagus Warsono)

Cerita Pungli Ranting Kayu Kering Dipungli

Cerita Pungli
Ranting Kayu Kering Dipungli
Setiap hari sekitar puluhan pencari kayu bakar masuk ke hutan (sebut saja hutan Tampomas). Sebelum masuk hutan, di jalan masuk hutan sudah ada yang menunggu orang suruhan oknum dari kehutanan. Dulu setiap pencari kayu bakar harus menyetor limabelas ribu. Ketika sampai pada orang itu, sepeda pencari kau itu harus mampir dan membayar, kalau tidak, maka sepedanya gak boleh masuk hutan. Sepeda adalah alat angkut kayu bakar itu. Padahal yang diambil oleh pencari kayu bakar itu ranting kering. Jika terpaksa ada yang menebang ranting basah dari pohon jati, maka setorannya beda lagi. (Rg Bagus warsono)

Cerita Pungli: Setoran Telur

Cerita Pungli
Doeloe di daerah Brebes kalau sawah habis dipanen para penggembala bebek berdatangan entah dari mana datangnya, mungkin dari tetangga desa. Karena sawah kering, maka petugas penjaga pintu air segera membuka air untuk mengairi sawah yang sudah dipanen itu. Penggembala bebek pun suka cita. Entah karena sudah perjanjian atau apa, setiap hari para penggembala bebek itu setor sebutir telor pada penjaga pintu air. Kalau lamanya seminggu berarti tiap penggembala setor 7 butir telur bebek. (Rg Bagus W)

Cerita Pungli : Bencana jadi ladang pungli

Cerita Pungli
Karena hujan terus-menerus tanah longsor, jalan pun terjadi longsor. Kendaraan yang melewati jalan itu terpaksa tidak boleh simpangan. Masyarakat membantu mengatur kendaraan yang akan melewati jalan itu. Ribuan kendaraan melewati jalur itu bergantian. Sampai keluar area lonsor , banyak pemuda menyodorkan ember agar para pengendara itu memberikan sumbangan. Jangan coba-coba gak memberi sumbangan resikonya mobil bisa lecet. Meski pungli, aparat yang turut menjaga keamanan itu diam saja pura-pura tidak tahu.

Cerita Pungli: Ohwalah Kambing Kok di Pungli

Cerita Pungli:
Ohwalah Kambing Kok di Pungli
Ini cerita penjual kambing waktu Idul Ahda lalu. Datanglah seorang petugas kesehatan ke para penjual kambing , katanya mau mengecek kesehatan kambing kalau-kalau terdapat virus mematikan. Ia kemudian mengetes seekor kambing dan kemudian menghitung kambing tiap-tiap bakul. Katanya harus memebeli label sehat berupa tanda sehat yang dikalungkan di leher kambing. Para penjual kambing nurut dan membeli label sehat untuk semua kambingnya. Padahal yang di tes cuma seekor.

Cerita Pungli Saweran Biduan Dangdut

Cerita Pungli
Saweran Biduan Dangdut
Ha ha ha ini artis dangdut pungli. Karena gak ada yang nyawer biduan dangdut itu turun dari panggung sambil membawa kardus bekas keliling diantara penonton, Kebetulan yang duduk di barisan depan itu para 'penggede maka tak segan-segan setengah memaksa. Begitu seterusnya hingga sampai barisan kursi paling belakang. "Pungli ini', cetus seorang penonton yang tidak sreg melihat kelakuan in